SCRUM DEVELOPMENT METHOD
Disusun Oleh :
Agung Rahmita Illah (F1D016007)
Gilang Ramdhani Putra (F1D016031)
Disusun Oleh :
Agung Rahmita Illah (F1D016007)
Gilang Ramdhani Putra (F1D016031)
Pada
hakikatnya, suatu system membutuhkan sebuah metode pengembangan yang
berfungsi untuk memanajemen atau mengatur aktivitas selama pengembangan
system berlangsung. Salah satu metode pengembangan system yang dapat
digunakan adalah Scrum Development Method. Scrum adalah sebuah metode
iteratif yang termasuk dalam metode Agile tentang bagaimana cara Anda
mengelola dan menjalankan sebuah proyek. Scrum pertama kali
diperkenalkan pada artikel Takeuchi dan Nonaka yang berjudul “The New
Product Development Game” dan dipublikasikan oleh Harvard Business
Review (HBR) pada tahun 1986). Dalam metode ini, anda akan dibantu untuk
mengorganisir sebuah tim dan anda diharuskan untuk memiliki komunikasi
yang kuat antar tim tersebut. Pada metode ini, kerja sama dan pendapat
tim sangat diprioritaskan sehingga aka nada banyak pertemuan yang harus
dilakukan. Scrum adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
mengimplementasikan pengembangan Agile. Sehingga dapat dianalogikan
bahwa hubungan antara Scrum dan Agile adalah seperti jenis diet yang
anda ikuti dan rese papa yang harus anda tempuh agar diet itu
berhasil.[1]
Dari beberapa pengertian tersebut, beberapa orang akan berpikir bahwa penggunaan Scrum hanya sebatas pada engineer atau developer saja. Namun sebenarnya, kerangka kerja ini dapat diimplementasikan pada jenis proyek lainnya. Terdapat tiga peran berbeda yang diperlukan dalam Scrum, yaitu: Master Scrum, Product Owner (pemilik produk), dan Tim Scrum.
Ada tiga peran berbeda yang diperlukan dalam melakukan metode Scrum, yaitu:[2]
1. Master Scrum bertugas sebagai seorang yang memastikan prosedur diikuti dan semua berjalan dengan lancar. Selain itu, Mater Scrum bertugas untuk melindungi tim dari gangguan-gangguan baik internal maupun eksternal.
2. Product Owner merupakan orang yang paling penting pada sebuah proyek. Tugas utamanya adalah untuk menjadi nilai bagi stakeholder atau pemegang saham dan harus memiliki visi tentang apa yang akan ia buat, kemudian menyampaikannya pada tim.
3. Tim Scrum adalah sebuah tim yang akan melakukan analisis, implementasi, perancangan, evaluasi, dan lain-lain.
Dari beberapa pengertian tersebut, beberapa orang akan berpikir bahwa penggunaan Scrum hanya sebatas pada engineer atau developer saja. Namun sebenarnya, kerangka kerja ini dapat diimplementasikan pada jenis proyek lainnya. Terdapat tiga peran berbeda yang diperlukan dalam Scrum, yaitu: Master Scrum, Product Owner (pemilik produk), dan Tim Scrum.
Ada tiga peran berbeda yang diperlukan dalam melakukan metode Scrum, yaitu:[2]
1. Master Scrum bertugas sebagai seorang yang memastikan prosedur diikuti dan semua berjalan dengan lancar. Selain itu, Mater Scrum bertugas untuk melindungi tim dari gangguan-gangguan baik internal maupun eksternal.
2. Product Owner merupakan orang yang paling penting pada sebuah proyek. Tugas utamanya adalah untuk menjadi nilai bagi stakeholder atau pemegang saham dan harus memiliki visi tentang apa yang akan ia buat, kemudian menyampaikannya pada tim.
3. Tim Scrum adalah sebuah tim yang akan melakukan analisis, implementasi, perancangan, evaluasi, dan lain-lain.
Terdapat beberapa langkah untuk mengimplementasikan metode Scrum dalam suatu proyek kerja :[3]
1. Tentukan tim Scrum anda. Dalam penentuan tim pastikan komposisi tiap individu dapat mencakup sebagai developer, penguji, pendukung, perancang, analisis bisnis, dan lain-lain. Komitmen tiap individu untuk memastikan bahwa mereka akan memproduksi produk yang bias dipresentasikan di akhir setiap sprint sangatlah penting.
2. Tentukan panjang atau lamanya sprint (tenggang waktu kerja). Sebaiknya, pada tahap ini dilakukan diskusi tim agar pekerjaan dapat dilakukan dengan nyaman untuk semua anggota. Pada akhir sprint, sebaiknya anda mengadakan sebuah ulasan dalam sebuah meeting dengan demonstrasi hasil kerja agar perbaikan selanjutnya dapat ditinjau.
3. Tunjuklah seorang Master Scrum untuk memastikan kinerja tiap anggota berjalan baik. Sehingga sebuah tim dapat bekerja dengan efektif dan progresif.
4. Tunjuklah pemilik produk. Pemilik produk harus berupa orang yang dapat bertanggung jawab dan memastikan tim memproduksi sebuah produk yang dapat dipresentasikan sesuai keinginan calon pelanggan.
5. Buatlah backlog (daftar keinginan pelanggan atas produk yang akan dihasilkan) produk awal. Backlog harus ditulis sesuai urutan dan prioritas yang diinginkan pada sebuah produk.
6. Rencanakan dan mulai sprint pertama. Mulai dengan prioritas backlog yang telah disepakati. Lakukan meeting dengan tim sebagai brainstorming dan memutuskan apa dan berapa banyak yang bias dikerjakan dalam sprint mendatang.
7. Tutup arus dan mulai sprint berikutnya. Jika akhir tenggat waktu yang ditentukan telah tiba dan semua pekerjaan telah selesai, tergantung pada tim apakah pekerjaan yang tersisa harus ditransfer ke sprint selanjutnya atau dimasukkan kembali pada backlog. Tidak ada batasan dalam jumlah sprint kecuali jika ditetapkan oleh deadline atau seluruh backlog selesai
1. Tentukan tim Scrum anda. Dalam penentuan tim pastikan komposisi tiap individu dapat mencakup sebagai developer, penguji, pendukung, perancang, analisis bisnis, dan lain-lain. Komitmen tiap individu untuk memastikan bahwa mereka akan memproduksi produk yang bias dipresentasikan di akhir setiap sprint sangatlah penting.
2. Tentukan panjang atau lamanya sprint (tenggang waktu kerja). Sebaiknya, pada tahap ini dilakukan diskusi tim agar pekerjaan dapat dilakukan dengan nyaman untuk semua anggota. Pada akhir sprint, sebaiknya anda mengadakan sebuah ulasan dalam sebuah meeting dengan demonstrasi hasil kerja agar perbaikan selanjutnya dapat ditinjau.
3. Tunjuklah seorang Master Scrum untuk memastikan kinerja tiap anggota berjalan baik. Sehingga sebuah tim dapat bekerja dengan efektif dan progresif.
4. Tunjuklah pemilik produk. Pemilik produk harus berupa orang yang dapat bertanggung jawab dan memastikan tim memproduksi sebuah produk yang dapat dipresentasikan sesuai keinginan calon pelanggan.
5. Buatlah backlog (daftar keinginan pelanggan atas produk yang akan dihasilkan) produk awal. Backlog harus ditulis sesuai urutan dan prioritas yang diinginkan pada sebuah produk.
6. Rencanakan dan mulai sprint pertama. Mulai dengan prioritas backlog yang telah disepakati. Lakukan meeting dengan tim sebagai brainstorming dan memutuskan apa dan berapa banyak yang bias dikerjakan dalam sprint mendatang.
7. Tutup arus dan mulai sprint berikutnya. Jika akhir tenggat waktu yang ditentukan telah tiba dan semua pekerjaan telah selesai, tergantung pada tim apakah pekerjaan yang tersisa harus ditransfer ke sprint selanjutnya atau dimasukkan kembali pada backlog. Tidak ada batasan dalam jumlah sprint kecuali jika ditetapkan oleh deadline atau seluruh backlog selesai
Berikut ini ilustrasi dalam implementasi metode Scrum:
REFERENSI :
[1] Aryadita, Himawati. 2016. Sejarah Scrum. https://www.dictio.id/
[2] Nathasya. 2017. Scrum Methodology: Panduan Project Management.https://www.dewaweb.com/
[3] Wijaya, Tony. 2018. PENERAPAN METODE SCRUM DAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK
DALAM PERANCANGAN SISTEM ORDERSALES. Jurusan Sistem Informasi STMIK
Pontianak
[2] Nathasya. 2017. Scrum Methodology: Panduan Project Management.https://www.dewaweb.com/
[3] Wijaya, Tony. 2018. PENERAPAN METODE SCRUM DAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK
DALAM PERANCANGAN SISTEM ORDERSALES. Jurusan Sistem Informasi STMIK
Pontianak
No comments:
Post a Comment