METODE FOURTH GENERATION TECHNIQUES (4GT) - INFORMATIKA 16

Latest

Sunday, September 1, 2019

METODE FOURTH GENERATION TECHNIQUES (4GT)

METODE FOURTH GENERATION TECHNIQUES (4GT)

Disusun oleh :

Diah Anggreni Ratna Sari K. (F1D016019)

Karina Annisa Pratiwi (F1D016047)



A.    Pendefinisian Fourth Generation Techniques

Istilah Generasi keempat, mengarah ke perangkat lunak yang umum yaitu, tiap pengembang perangkat lunak menentukan beberapa karakteristik perangkat lunak pada level yang tinggi. Tool akan otomatismenghasilkan program sumberberdasarkanspesifikasi tersebut. Teknik 4GT menekankan pada kemampuan menentukan perangkat lunak pada level mesin dengan bahasa yang lebih alami[5].

Berikut adalah beberapa tentang metode 4GT yang dijelaskan secara singkat, yaitu :

Ø  4GT ini adalah metode pengembangan perangkat lunak generasi keempat,

Ø  Perangkat software yang dapat mempermudah developer,

Ø  Karakteristik perangkat lunak pada level tinggi[2].

Menggunakan perangkat bantu yang akan membuat kode sumber secara otomatis berdasarkan spesifikasi dari pengembang perangkat lunak. Hanya digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak yang menggunakan bentuk bahasa khusus atau notasi grafik yang diselesaikan dengan syarat yang dimengerti pemakai. Cakupan aktivitas 4GT diantaranya:

1. Pengumpulan kebutuhan.
2. Translasi kebutuhan menjadi prototype operasional, atau langsung melakukan implementasi secara langsung dengan menggunakan bahasa generasi keempat (4GL) jika aplikasi relatif kecil.
3. Untuk aplikasi yang cukup besar, dibutuhkan strategi perancangan sistem walaupun 4GL akan digunakan.
4. Pengujian.
5. Membuat dokumentasi.
6. Melaksanakan seluruh aktivitas untuk mengintegrasikan solusi-solusi yang membutuhkan paradigma rekayasa perangkat lunak lainnya[2].

B.     Tahapan Metode Fourth Generation Techniques (4GT)

Berikut adalah beberapa tahapan metode 4GT yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Metode 4GT

1.         Tahap Requiments Gathering

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan serangkaian kebutuhan. Customer menjelaskan kebutuhan-kebutuhan kemudian akan diterjemahkan ke dalam prototype. Tetapi jika customer merasa tidak yakin dengan apa yang diperlukan, maka prototype tidak akan dikerjakan oleh 4GT.

2.         Tahap Design Strategics

Tahap ini dibutuhkan untuk proyek besar yakni dengan menterjemahkan kebutuhan menjadi prototype operasional agar tidak timbul masalah yang sama jika dibuat dengan model konvensional.

3.         Tahap Implementation Using 4GT

Tahap ini memungkinkan pengembang software menjelaskan hasil yang diinginkan, kemudian selanjutnya diterjemahkan   dalam bentuk source code dan object code secara otomatis.

4.         Tahap Product

Tahap terakhir ini adalah mengubah implementasi 4GT ke dalam hasil akhir berupa produk[1].
C.     Kelebihan dan Kekurangan 4GT

1.      Kelebihan

Ø  Pengurangan waktu dan peningkatan produktivitas yang besar[4].

Ø  Karena 4GT menggunakan 4GL yang merupakan bahasa pemrograman yang  khusus dirancang dengan tujuan tertentu (spesifik), maka untuk permasalahan yang tertentu dengan 4GL tertentu pula sangat tepat menggunakan 4GT.

Ø  Tool yang menggunakan metode pengembangan perangkat lunak 4GL bisa meng-generate sistem dari output yang dihasilkan oleh CASE tools[2].

2.      Kekurangan

Ø  Untuk usaha yang besar, dibutuhkan pengembangan strategi desain untuk sistem, walau digunakan bahasa 4GL.

Ø  Penggunaan 4GL tanpa perencanaan matang (untuk proyek besar), akan menyebabkan kesulitan yang sama (kualitas dan pemeliharaan yang jelek,
ketidakpuasan pelanggan).

Ø  Tool 4GT yang sudah ada tidak cukup canggih untuk mengakomodasikan bahasa alami.

Ø  Pelanggan-pengembang yang ada pada paradigma sebelumnya tetap menjadi
bagian penting dari teknik 4GT[3].

Ø  4GL tidak selalu berhasil menghasilkan sistem yang diinginkan[2].
D.    Karakteristik Metode Fourth Generation Techniques

Menggunakan perangkat bantu (tools) yang akan membuat kode sumber secara otomatis berdasarkan spesifikasi dari pengembang perangkat lunak. Hanyadigunakan untukmenggunakan perangkat lunak yang menggunakan bahasa khusus atau notasi grafik yang diselesaikan dengan syarat yangdimengerti pemakai.

Pengembangan perangkat lunak yang mendukung 4GT berisi tool-tool berikut:

1.         Bahasa non prosedural untuk query basis data, user mendeskripsikan informasi yang diinginkan  atau tanpa memberikan, menyatakan suatau cara atau prosedur untuk memperoleh data atau informasi tersebut, Contoh: kalkulus relasional tuple.

2.         Report generation, adalah cara membuat hasil survey menjawab secara langsung dan memberikan informasi yang berarti bagi pihak yang memerlukannya. Report generation terdiri atas dua fase:

Ø  Fase komposisi instrumen: pertanyaan-pertanyaan, peng-skalaan, dan kuesioner dibuat, materi disusun dalam suatu urutan tertentu yang memberikan arti bagi responden dan memungkinkan materi menggunakan teknik penskalaan untuk dikelompokkan.

Ø  Fase pelaporan (reporting): isi dari survey harus disusun kembali berdasarkan kebutuhan informasi. Penyusunan harus mulai dari informasi yang paling penting dan paling prinsip, dan berikutnya adalah informasi-informasi yang kurang penting dibandingkan informasi sebelumnya.

3.         Data Manipulation. DML atau Data Manipulation Language adalah kumpulan perintah query yang digunakan untuk memanipulasi data dalam tabel, seperti menambah, merubah atau menghapus data. Perintah ini tidak terkait dengan struktur dan metadata dari objek-objek yang berada pada tabel-tabel database.

4.         Interaksi layar dan definisi. Interaksi merupakan suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi suatu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Sedangkan manusia merupakan mahluk hidup yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi dan komputer itu sendiri yaitu alat yang digunakan untuk mengolah dan menurut prosedur yang telah dirumuskan[1].

5.         Code generation.

6.         Kemampuan grafik level tinggi.

7.         Kemampuan spreadsheet[3].

Berikut adalah beberapa karakteristik aplikasi yang dapat menggunakan metde 4GT, yaitu:

1.      Untuk aplikasi yang kecil, adalah mungkin untuk langsung berpindah dari pengumpulan kebutuhan ke implementasi dengan menggunakan metode 4GL[3].

2.      Tapi untuk aplikasi yang besar, dibutuhkan pengembangan strategi desain untuk sistem, walau digunakan 4GL. Penggunaan 4GL tanpa perencanaan yang matang (untuk proyek skala besar) akan meyebabkan kesulitan yang sama (kualitas dan pemeliharaan yang jelek, ketidakpuasan pelanggan) seperti dengan metode pengembangan perangkat lunak model konvensional.

3.      Karakteristik perangkat lunak pada level tinggi[2].
E.     Contoh Metode Fourth Generation Techniques

Salah satu contohnya ada pada jurnal yang disusun oleh Endang Setyawati (2018), yaitu : “Aplikasi pengenalan jenis keris tradisional dengan menggunakan augmented reality berbasis android”. Aplikasi ini dibuat dengan Vuforia SDK sebagai alat untuk mengembangkan AugmentedReality dengan Java, C++ berbasis Android. Aplikasi ini dapat digunakan ketika pengguna ingin mengetahui jenis-jenis keris tradisional dan filosofi sejarah untuk dapat melestarikan nilai budaya tradisional. Pembuatan Augmented Reality obyek keris ini memanfaatkan fitur-fitur dari layanan Vuforia, AutoCad123D, dan Unity Game Designer. Vuforia menyediakan fitur pengenalan pola Augmented Reality secara remote. Autocad12D menyediakan layanan pemodelan dengan baik[4].

Rancang Bangun Pengenalan jenis Keris Berbasis Augmented Reality menggunakan metode 4GT (Jogiyanto, 2007) melalui empat tahap utama: [4]

a.       Tahap pengumpulan kebutuhan yaitu mengumpulkan serangkaian kebutuhan yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam prototipe melalui, Analisis kebutuhan sistem, yang akan dikembangkan. Yaitu dengan pembuatan SKPL dan apa saja yang dibutuhkan untuk merancang dan membangun aplikasi ini.

b.      Tahap Merancang Strategi melalui Desain sistem Aplikasi. Pada tahap ini akan dilakukan perancangan strategi model perangkat lunak yang akan dikembangkan. Yaitu menggunakan Vuforia SDK, Android SDK serta Eclipse. Penggunaan library QCAR dan sampel target image. Melalui FOD, Contek diagram, Relasi database, Diagram antar muka yang terdiri dari desain dialog layar input dan desain dialog layar output. Kemudian dilanjut melalui Pengkodean sistem Aplikasi. Pada tahap ini akan dilakukan proses penulisan program untuk merealisasikan rancangan sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman atau alat bantu berupa framework aplikasi.

c.       Tahap Implementasi: Pengembangan sistem aplikasi Menggunakan Augmented Reality Berbasis Androiddigunakan oleh admin pemilik, melalui login melalui hak akses dapat memproses DML berbagai jenis Keris Tradisional lengkap dengan keterangan. Sedangkan user umum hanya hasil proses kerja serta dapat memberikan informasi melalui komen.

d.      Tahap Produksi: Tahap ini merupakan langkah terakhir yakni mengubah implementasi 4GT ke dalam hasil akhir berupa Aplikasi Pengenalan jenis Keris Tradisional Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android[4].


REFERENSI :

[1]     Mardianto. 2018. Rekayasa Perangkat Lunak (Fourth Generation Techniques (4GT)). Diakses pada tanggal 27 Agustus 2019: https://mardianto1705.blogspot.com/.

[2]     Pressman, Roger S. 2002.Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktis). Yogyakarta: Andi.

[3]     Rusli, Muhammad dan MiraZiveria. 2016. Membandingkan Empat Paradigma Rekayasa Perangkat Lunak. Vol. 2, No.1.ISSN : 2442-8337. Jakarta: Sistem Informasi, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis.

[4]     Setyawati, Endang. 2018. APLIKASI PENGENALAN JENIS KERIS TRADISIONAL DENGAN MENGGUNAKAN. Hal. 590–595. ISBN: 978-602-8557-20-7.

[5]     Sutabri, Tata. 2012. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

No comments:

Post a Comment