METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP) 2 - INFORMATIKA 16

Latest

Sunday, September 1, 2019

METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP) 2

METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP)

Disusun oleh :
SA’BAN NURRAHMAN [F1D016079]
M. AZHAR                         [F1D016051]
Kelas A
Mata Kuliah Proyek Perangkat Lunak

Pada artikel kali ini, penulis akan menjelaskan tentang salah satu metode pada perancangan projek perangkat lunak yaitu Rational Unified Process. Metode ini merupakan pendekatan pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara berulangulang (iterative), fokus pada arsitektur (architecture-centric), lebih diarahkan berdasarkan penggunaan kasus (use case driven). 
Menurut (Rossa, A S dan M. Shalahuddin. 2014) RUP atau Rational Unified Process merupakan proses rekayasa perangkat lunak dengan pendefinisian yang baik (well defined) dan penstrukturan yang baik (well structured).[2]

1. ABSTRACK & FILOSOFI

RUP atau Rational Unified Process merupakan produk proses perangkat lunak yang awalnya dikembangkan oleh Rational Software. Rational Software diakuisisi oleh IBM pada Februari 2003. Produk ini memuat basis-pengetahuan yang bertautan dengan artefak sederhana disertai deskripsi detail dari beragam aktivitas. RUP dimasukkan dalam produk IBM Rational Method Composer (RMC) yang memungkinkan untuk kustomisasi proses.
Dengan mengombinasikan pengalaman dari banyak perusahaan, dihasilkan enam praktik terbaik untuk rekayasa perangkat lunak modern:[4]
  • Pengembangan iteratif, dengan risiko sebagai pemicu iterasi primer
  • Kelola persyaratan
  • Terapkan arsitektur yang berbasis komponen
  • Visualisasikan model perangkat lunak
  • Secara kontinyu, verifikasi kualitas
  • Kendalikan perubahaan

2. PROSES & TAHAPAN METODE 

Proses dan tahapan metode RUP
Gambar 2.1 Proses dan tahapan metode RUP [2]


3. FASE-FASE PADA RUP

RUP memiliki empat buah tahap atau fase yang dapat dilakukan pula secara iterative antara lain:[1]

a. Inception

Tahap ini membangun business case untuk sistem dan membatasi ruang lingkupnya, untuk melakukan hal  ini  diharuskan untuk  mengidentifikasi semua  entitas  eksternal  yang  akan berinteraksi dengan sistem, dan mendefinisikan interaksi pada level tertentu. Ini juga termasuk mengidentifikasi semua use cases dan menjelaskan beberapa yang signifikan. Business case termasuk kriteria keberhasilan, perkiraan resiko, dan mengestimasikan sumber daya yang dibutuhkan.

b. Elaboration

Tujuan dari fase elaboration adalah menganalisis domain masalah, membuat sebuah dasar arsitektur, membangun rencana proyek, dan mengeliminasi resiko terbesar dari proyek. Untuk menjalankan objek-objek tersebut diperlukan melihat lebih luas dan lebih dalam terhadap sistem. Pada tahap ini merupakan tahap paling sulit karena pada tahap ini memastikan bahwa arsitektur, kebutuhan, dan perencanaan cukup stabil sehingga waktu dan biaya tidak berubah.

c. Construction

Dalam fase ini semua komponen dan fitur aplikasi yang dibuat dan di integrasikan kedalam software. Dalam fase ini juga dituntut untuk mengoptimalkan sumber daya, biaya, jadwal dan kualitas. Ini menjadi salah satu alasan mengapa pengembangan dari arsitektur ditekankan pada fase elaboration. Keluaran dari fase construction ada sebuah software yang sudah siap diserahkan kepada client 

d. Transition

Transition  adalah  fase  dimana  software  diserahkan  kepada  client,  dalam  fase  ini  juga dilakukan pengujian terhadap software, dan apabila software telah diserahkan kepada client, developer masih memantau bagaimana kinerja dari software tersebut.[1]

4. KELEBIHAN, KEKURANGAN DAN PERBEDAAN

Kelebihan metode Rational Unified Process menurut (Anwar,2014) adalah sebagai berikut:

a. Manajemen yang ditingkatkan

perangkat lunak berkualitas tinggi yang memenuhi persyaratan pengguna disampaikan secara teratur dan tepat waktu.

b. Umpan balik yang teratur kepada para pemangku kepentingan

para pemangku kepentingan dapat dengan cepat melihat bagian-bagian sistem bersama-sama. Ini meyakinkan pemangku kepentingan bahwa mereka akhirnya akan menerima apa yang mereka butuhkan. Jika pemangku kepentingan tidak menyukai apa yang mereka lihat, mereka bisa meminta perubahan sampai tahap konstruksi.

c. Peningkatan manajemen risiko

secara iteratif memungkinkan risiko lebih cepat ditemukan dan ditangani di awal proses. Jika suatu persyaratan bersifat ambigu atau tantangan teknis atau persyaratan diprediksi terlalu sulit untuk diatasi, isu-isu ini dapat diatasi dengan iterasi di awal.
Jika masalah tertentu tidak dapat dipecahkan atau hanya dapat dipecahkan dengan cara yang tidak memenuhi persyaratan pemangku kepentingan, maka proyek dapat diubah atau dibatalkan.

d. Implementasi persyaratan yang sebenarnya

Dengan mengembangkan sistem dalam iterasi, mudah untuk memenuhi perubahan dan membangun perangkat lunak yang benarbenar memenuhi persyaratan saat ini. Perubahan persyaratan yang akan mempengaruhi iterasi selanjutnya tidak berdampak pada pekerjaan yang sedang dilakukan pada iterasi saat ini.
Perubahan pada persyaratan dalam iterasi saat ini mudah ditangani karena iterasi individual memiliki cakupan persyaratan yang kecil dibandingkan dengan keseluruhan proyek. Perubahan pada iterasi sebelumnya dijadwalkan sebagai persyaratan baru untuk penanganan selanjutnya.

e. Pengembang menemukan apa yang benarbenar bekerja lebih awal

tujuan fase elaborasi adalah membuat karya arsitektur pengembangnya sesuai; Karena secara teori, semua arsitektur bekerja; Tapi dalam praktiknya, banyak yang tidak bekerja. Dengan mengembangkan kerangka sistem selama fase elaborasi, dapat mengurangi risiko teknis proyek

f. Pengembang berfokus pada apa yang sebenarnya penting

ketika RUP diterapkan dengan benar, pengembang menghabiskan lebih banyak waktu untuk pengembangan perangkat lunak yang sebenarnya. Tidak seperti pendekatan lain yang lebih tradisional di mana tim akan sering menghabiskan waktu selama berbulan-bulan mempersiapkan model, menulis dokumentasi, meninjau pekerjaan mereka, menunggu untuk menerima, mengembangkan rencana terperinci sebelum mereka menulis satu baris kode pun. Implementasi RUP dengan baik sangat meningkatkan produktivitas pengembangan sistem informasi.[3]

Kekurangan metode Rational Unified Process adalah sebagai berikut:
  • Metodologi ini hanya dapat digunakan pada pengembangan perangkat lunak yang berorientasi objek dengan berfokus pada UML (Unified Modeling Language). 
  • Membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan XP dan Scrum.
Perbedaan dengan metode lain :
  • RUP adalah model bertahap yang mengidentifikasi empat fase dalam proses perangkat lunak. Berbeda dengan metode waterfall di mana fase disamakan dengan kegiatan proses

5.  CONTOH / KARAKTERISTIK APLIKASI

a. Implementasi Metode Rational Unified Process Dalam Pengembangan Sistem Administrasi Keppendudukan
Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses administrasi kependudukan baik di RW dan RT. Aplikai ini menggunakan model RUP dengan tahap sebagai berikut:[2]
  • Pengumpulan data
  • Identifikasi masalah yang terjadi
  • Mengimplementasikan dan melakukan uji coba aplikasi
  • Membuat dokumentasi atau panduan terhadap aplikasi tersebut
b. Pengembangan Website Kampung Batik Jetis Dengan Metode Rational Unified Process
Kampung batik betis adalah sebuah tempat wisata di Sidoarjo. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat masyarakat untuk mengakses dan mendapatkan informasi terbaru tentang kampung batik betis agar tetap ramai dan dikenal. Aplikai ini menggunakan model RUP dengan tahap sebagai berikut:[3]
  • Pengumpulan dan peninjauan data serta melakukan studi-studi tentang dasar-dasar pembuatan website
  • Melakukan analisis (berdiskusi dengan wakil ketua asosiasi batik sidoarjo)
  • Perancangan program dan implementassi
  • Pengujian dan pem=ndokumentasian
c. Analisis dan Implementasi Perancangan Metode Rational Unified Process pada layanan SDB dan Metode Pengujian Product Metric pada Bank Mandiri Cabang Palu Sam Ratulangi 
SDB  (save  deposit box) merupakan salah satu layanan yang di dalamnya terdapat beberapa proses bisnis. disamping itu SDB merupakan layanan tambahan yang diberikan kepada nasabah prioritas di bank. Dengan adanya sistem ini dapat meningkatkan efektifitas dari proses bisnis yang berjalan. [1]
  • Pengumpulan dan peninjauan data (wawancara, observasi dan pengumpulan dokumen)
  • Melakukan perancangan terhadap hasil data yang sudah terkumpul (diagram UML, pembatan database, pembuatan mock-up dari tampilan aplikassi)
  • Perancangan program aplikassi (koding)
  • Peralihan aplikasi dari developer ke client

6.  KESIMPULAN

Berdasarkan Topik yang telah dibahas tentang metode RUP, dapat dissimpulkan bahwa :
  • Metode relation unified process memiliki 4 fase  yang saling berkaitan satu sama lain sehingga dalam pengimplementasian dan pengelolaannya lebih mudah dan teratur.
  • Sebelum di serahkan kepada client aplikasi perangkat lunak harus di uji dan diimplementasikan terlebih dahulu
  • Dengan menggunakan metode RUP (Relation Unified Process) development dapat bekerja lebih cepat karna fase-fase pada metode ini terstrukut.

REFERENSI

[1] Muhammad Taufik , Eko Darwiyanto, ST., MT. , Shinta Yulia P, ST., MT. 2015. Analisis dan Implementasi Perancangan Metode Rational Unified Process pada layanan SDB dan Metode Pengujian Product Metric pada Bank Mandiri Cabang Palu Sam Ratulangi. Telkom University.

[2] Aida Fitria, Henny Widowati. 2017. IMPLEMENTASI METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS DALAM PENGEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN. Universitas Gunadarma .

[3] Rizal Joko Hidayatullah, Niken Hendrakusma Wardani, Aditya Rachmadi. 2015. Pengembangan Website Kampung Batik Jetis Dengan Metode Rational Unified Process.  Universitas Brawijaya.

[4] https://en.wikipedia.org/wiki/Rational_Unified_Process


No comments:

Post a Comment