Nama Kelompok (A):
1. Novita Nurul Fakhriyah (F1D016065)
2. Silvia Dwisavitri (F1D016081)
1. Novita Nurul Fakhriyah (F1D016065)
2. Silvia Dwisavitri (F1D016081)
RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)
Rapid Application Development (RAD) atau rapid prototyping adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik inkremental (bertingkat). Rapid Application Development (RAD) menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat.Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid Application Development (RAD) menggunakan metode iterative (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model kerja) sistem dikonstruksikan diawal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) pengguna. Model kerja digunakan hanya sesekali saja sebagai basis desain dan implementasi sistem akhir [3].
Dalam pengembangan sistem informasi normal, memerlukan waktu minimal 180 hari, namun dengan menggunakan metode RAD, sistem dapat diselesaikan dalam waktu 30-90 hari [1].
Dalam pengembangan sistem informasi normal, memerlukan waktu minimal 180 hari, namun dengan menggunakan metode RAD, sistem dapat diselesaikan dalam waktu 30-90 hari [1].
INTI RAD
1. Tools
Code Generator, CASE Tools, Prototyping tools dan 4GL.
2. Methodology
Menggunakan tools secara efektif mungkin.
3. People
• Keterampilan dan bakat yang tepat.
• Telah melalui proses seleksi dan motivasi.
• Pengguna akhir.
4. Management
Tidak menjadikan rintangan, tapi memfasilitasi perkembangan cepat.
5. Infrastucture
Dimana perkembangan cepat dapat terjadi.[5]
Code Generator, CASE Tools, Prototyping tools dan 4GL.
2. Methodology
Menggunakan tools secara efektif mungkin.
3. People
• Keterampilan dan bakat yang tepat.
• Telah melalui proses seleksi dan motivasi.
• Pengguna akhir.
4. Management
Tidak menjadikan rintangan, tapi memfasilitasi perkembangan cepat.
5. Infrastucture
Dimana perkembangan cepat dapat terjadi.[5]
TAHAPAN
Model RAD memiliki 3 tahapan sebagai berikut:
1. Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)
User dan analyst melakukan pertemuan untuk mengidentifikasi tujuan dari sistem dan kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini merupakan hal terpenting yaitu adanya keterlibatan dari kedua belah pihak.
2. Proses Desain Sistem (Design System)
Pada tahap ini keaktifan user yang terlibat menentukan untuk mencapai tujuan karena pada proses ini melakukan proses desain dan melakukan perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst. Seorang user dapat langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain, merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan user yang dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahapan ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data dan yang lain.
3. Implementasi (Implementation)
Tahapan ini adalahan tahapan programmer yang mengembangkan desain suatu program yang telah disetujui oleh user dan analyst. Sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi terlebih dahulu dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah ada kesalahan atau tidak. Pada tahap ini user biasa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dibuat serta mendapat persetujuan mengenai sistem tersebut [1].
1. Rencana Kebutuhan (Requirement Planning)
User dan analyst melakukan pertemuan untuk mengidentifikasi tujuan dari sistem dan kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini merupakan hal terpenting yaitu adanya keterlibatan dari kedua belah pihak.
2. Proses Desain Sistem (Design System)
Pada tahap ini keaktifan user yang terlibat menentukan untuk mencapai tujuan karena pada proses ini melakukan proses desain dan melakukan perbaikan-perbaikan apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara user dan analyst. Seorang user dapat langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain, merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan user yang dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahapan ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data dan yang lain.
3. Implementasi (Implementation)
Tahapan ini adalahan tahapan programmer yang mengembangkan desain suatu program yang telah disetujui oleh user dan analyst. Sebelum diaplikasikan pada suatu organisasi terlebih dahulu dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut apakah ada kesalahan atau tidak. Pada tahap ini user biasa memberikan tanggapan akan sistem yang sudah dibuat serta mendapat persetujuan mengenai sistem tersebut [1].
Rujukan lain mengenai metode pengembangan Rapid Application Development (RAD) yaitu sebagai berikut:
1. Fase Analisis Persyaratan
Fase ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi layanan, batasan, dan obyektifitas dari sistem dari pengumpulan data yang dilakukan terhadap stakeholders.
2. Fase Analisis Modeling
Tujuan dari fase analisis modeling adalah menganalisis semua kegiatan dalam arsitektur sistem secara keseluruhan dengan melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
3. Fase Desain Modeling
Tujuan dari fase desain modeling yaitu melakukan perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap analisis dan desain mengalami perulangan hingga diperoleh rancangan sistem yang benar-benar memenuhi kebutuhan.
4. Fase Konstruksi
Tujuan dari fase konstruksi adalah untuk menunjukkan platform, hardware dan software yang digunakan serta batasan dalam implementasi, serta menguji performansi prototipe perangkat lunak yang telah dibangun agar dapat diketahui apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan spesifikasi analisis dan perancangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hasil akhir dari fase konstruksi adalah platform, hardware dan software yang digunakan, serta daftar batasan implementasi, dan rencana pengujian [3].
1. Fase Analisis Persyaratan
Fase ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi layanan, batasan, dan obyektifitas dari sistem dari pengumpulan data yang dilakukan terhadap stakeholders.
2. Fase Analisis Modeling
Tujuan dari fase analisis modeling adalah menganalisis semua kegiatan dalam arsitektur sistem secara keseluruhan dengan melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya.
3. Fase Desain Modeling
Tujuan dari fase desain modeling yaitu melakukan perancangan sistem berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap analisis dan desain mengalami perulangan hingga diperoleh rancangan sistem yang benar-benar memenuhi kebutuhan.
4. Fase Konstruksi
Tujuan dari fase konstruksi adalah untuk menunjukkan platform, hardware dan software yang digunakan serta batasan dalam implementasi, serta menguji performansi prototipe perangkat lunak yang telah dibangun agar dapat diketahui apakah prototipe tersebut telah sesuai dengan spesifikasi analisis dan perancangan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hasil akhir dari fase konstruksi adalah platform, hardware dan software yang digunakan, serta daftar batasan implementasi, dan rencana pengujian [3].
RAD TEAM
1.
RAD Team I
Seharusnya terdiri dari pihak pengembang dan user yang
masing-masing personal memahami aturan yang ada.
•
User Coordinator:
Disetujui oleh pihak sponsor untuk melihat proyek dari sudut pandang user
•
Requirements Planning Team:
high-level user yang ikut berpartisipasi dalam perencanaan
kebutuhan
•
User Design Team:
ikut serta dalam pertemuan yng membahas perancangan
•
User Review Board:
meninjau sistem setelah pengembangan dan menentukan jika dibutuhkan modifikasi.
•
Training Manager:
bertanggung jawab untuk melakukan pelatihan ke user yang menggunakan sistem
baru.
• Project
manager: Melihat usaha pengembangan sistem
2.
RAD Team II
• Construction
(SWAT) Team: terdiri dari dua sampai enam anggota pengembang
yang terlatih dengan baik untuk bekerja secara cepat. SWAT (Skilled
Workers with Advanced Tools),
team ini membangun sistem dan juga berperan dalam pertemuan yang membahas perancangan.
• Meeting Leader:
Mengatur dan mengadakan pertemuan.[5]
KELEBIHAN
1. Setiap
fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan
dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan
sehinnga waktunya lebih efisien.
2. RAD
mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object)
sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat [1].
3. Sangat
berguna dilakukan pada kondisi user tidak memahami kebutuhan-kebutuhan apa saja
yang digunakan pada proses pengembangan perangkat lunak.
4. Karena
mempunyai kemampuan untuk menggunakan komponen yang sudah ada dan waktu yang
lebih singkat maka membuat biaya menjadi lebih rendah dalam menggunakan Rapid
Application Development (RAD) [3].
KELEMAHAN
1. Proyek yang besar dan berskala, RAD
memerlukan sumer daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim yang
baik.
2.
RAD menuntut pengembang dan pelanggan
memiliki komitmen dalam aktivitas rapid fire yang diperlukan untuk
melengkapi sebuah sistem dlam waktu yang singkat. Jika komitmen tersebut tidak
ada maka proyek RAD akan gagal [1].
3. Kinerja dari perangkat lunak yang
dihasilkan dapat menjadi masalah manakala kebutuhan-kebutuhan diawal proses
tidak dapat dimodulkan, sehingga pendekatan dengan model ini kurang bagus.
4.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi
tidak cocok untuk model ini.
5.
Risiko teknis yang tinggi juga kurang
cocok untuk model ini [2].
PERBANDINGAN
Sebagai gambaran umum, pengembangan aplikasi berarti mengembangkan aplikasi pemrograman yang bervariasi dari pemrograman umum dalam arti bahwa ia memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kewajiban, termasuk untuk kebutuhan menangkap dan pengujian. Pada 1970-an, Rapid Application Development muncul sebagai respon mengerikan untuk proses non-tangkas, seperti model Waterfall. Pengembang perangkat lunak menghadapi masalah waktu dengan metodologi sebelumnya sebagai aplikasi begitu lama untuk membangun bahwa spesifikasi persyaratan diubah oleh sistem waktu itu selesai. Dengan demikian, metodologi tersebut sering mengakibatkan sistem tidak dapat digunakan.
Metodologi RAD adalah dalam jangkauan hampir semua orang sebagai generator kode, alat-alat visual seperti VB, Visual C + + dan CASE tool seperti Rational Rose didasarkan pada teknik RAD saja. Jika Anda merancang aplikasi dengan Rational Rose, kode dapat secara otomatis dihasilkan dalam bahasa seperti C + +, VC + + atau VB. Sebagai contoh sederhana, jika Anda telah menggunakan alat alat seperti MS FrontPage maka itu kembali alat RAD. Berikut ini gambar perbandingan antara metode RAD dengan metode Tradisional.
Metodologi RAD adalah dalam jangkauan hampir semua orang sebagai generator kode, alat-alat visual seperti VB, Visual C + + dan CASE tool seperti Rational Rose didasarkan pada teknik RAD saja. Jika Anda merancang aplikasi dengan Rational Rose, kode dapat secara otomatis dihasilkan dalam bahasa seperti C + +, VC + + atau VB. Sebagai contoh sederhana, jika Anda telah menggunakan alat alat seperti MS FrontPage maka itu kembali alat RAD. Berikut ini gambar perbandingan antara metode RAD dengan metode Tradisional.
Pada gambar di atas menggambarkan perbedaan dari metode tradisonal dengan metode RAD. Untuk tahap tradisonal mengacu pada urutan tahap-tahap SDLC. Pada RAD Tahap pertama langsung membuat analisis dan design, lalu langsung ketahap siklus prototyping yaitu membangun, memperhalus dan mendemonstrasikannya. Itu akan mempercepat proses dalam pembuatan suatu project. RAD memang lebih cepat dari Waterfall. Jika kebutuhan dan batasan project sudah diketahui dengan baik. Juga jika proyek memungkinkan untuk dimodularisasi[2].
CONTOH/KARAKTERISTIK
APLIKASI
1. Sistem
Informasi Pemasaran Rumah
Metode RAD sesuai untuk menghasilkan sistem perangkat lunak dengan kebutuhan yang mendesak dan waktu yang singkat dalam penyelesaiannya. Metode RAD merupakan pendekatan berorientasi objek untuk menghasilkan sebuah sistem dengan sasaran utama mempersingkat waktu pengerjaan aplikasi dan proses agar sesegera mungkin memberdayakan sistem perangkat lunak tersebut secara tepat dan cepat [1].
2. Sistem
Informasi Penjadwalan
Dalam pengembangan sistem informasi penjadwalan belajar mengajar digunakan metode Rapid Application Development (RAD) karena tahapan-tahapannya terstruktur, pengembangan perangkat lunak dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dengan menekankan pada siklus yang pendek, software yang dikembangkan dapat diketahui hasilnya tanpa menunggu waktu yang lama karena pengerjaannya di bagi ke dalam modul-modul. Metode pengembangan RAD ini akan bekerja dengan baik jika diterapkan pada aplikasi yang berskala kecil [3].
3. Sistem
Informasi Perpustakaan
Dengan menggunakan metode RAD, pengerjaan dalam pembuatan system informasi perpustakaan berbasis web ini menjadi lebih cepat dan tentunya memiliki kualitas dalam memenuhi kebutuhan pengguna tersebut. Metode RAD membuat batasan-batasan dalam pembuatan sistem sehingga sistem yang dibuat tidak keluar dari kebutuhannya. Penyelesaian setiap modul sistem perpustakaan merujuk kepada semua tahapan dari metode RAD dan semuanya dapat berjalan dengan lancar. Sistem dapat mempermudah pekerjaan petugas perpustakaan dalam mengelola data perpustakaan [4].
KESIMPULAN
1.
Rapid Application Development (RAD)
merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping
dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat pengembangan
sistem/aplikasi. Dalam metode RAD system dapat diselesaikan dalam waktu 30-90
hari.
2.
Rapid Application Development menggunakan
metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem di mana working
model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan
tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) user dan selanjutnya
disingkirkan.
REFERENSI
[1] Aswati, Safrian, Yessica Siagian. 2016. Model Rapid Application Development Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi Pemasaran Rumah (Studi Kasus: Perum Perumnas Cabang Medan). Open Access Journal of Information Systems. http://is.its.ac.id/pubs/oajis/index.php/home/detail/1676/model-rapid-application-development-dalam-rancang-bangun-sistem-informasi-pemasaran-rumah-studi-kasus-perum-perumnas-cabang-medan. [20 Agustus 2019]
[2] Cafriyanto, Bastian, dkk. 2016. Rapid Application Development. http://fidafaridaafni.blogspot.com/2016/04/rapid-application-development-rad.html?m=1. [23 Agustus 2019]
[3] Sagala, Jijon Raphita. 2018. Model Rapid Application Development (Rad) Dalam Pengembangan Sistem Informasi Penjadwalan Belajar Mengajar. Jurnal Mantik Penusa. http://e-jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/mantik/article/download/454/264. [20 Agustus 2019]
[4] Trimahardhika, Reza, Entin Sutinah. 2017. Penggunaan Metode Rapid Application Development Dalam Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan. Jurnal Informatika. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/2226. [24 Agustus 2019]
[5] Universitas Gunadarma. Rapid Application Development. http://lisetyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/44283/Rapid+Application+Development+%28RAD%29.pdf. [20 Agustus 2019]
[2] Cafriyanto, Bastian, dkk. 2016. Rapid Application Development. http://fidafaridaafni.blogspot.com/2016/04/rapid-application-development-rad.html?m=1. [23 Agustus 2019]
[3] Sagala, Jijon Raphita. 2018. Model Rapid Application Development (Rad) Dalam Pengembangan Sistem Informasi Penjadwalan Belajar Mengajar. Jurnal Mantik Penusa. http://e-jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/mantik/article/download/454/264. [20 Agustus 2019]
[4] Trimahardhika, Reza, Entin Sutinah. 2017. Penggunaan Metode Rapid Application Development Dalam Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan. Jurnal Informatika. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ji/article/view/2226. [24 Agustus 2019]
[5] Universitas Gunadarma. Rapid Application Development. http://lisetyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/44283/Rapid+Application+Development+%28RAD%29.pdf. [20 Agustus 2019]
No comments:
Post a Comment