METODE FEATURE DRIVEN DEVELOMENT - INFORMATIKA 16

Latest

Thursday, September 5, 2019

METODE FEATURE DRIVEN DEVELOMENT

 Nama : Hizbullah F1D016037
              Izky Ardivilaska F1D016045


METODE FEATURE DRIVEN DEVELOMENT

A. Pengertian
    
FDD adalah iteratif dan proses pengembangan perangkat lunak tambahan. Ini adalah salah satu dari sejumlah metode Agile untuk mengembangkan perangkat lunak dan bagian bentuk dari Aliansi Agile. FDD memadukan sejumlah industri-praktek terbaik yang diakui menjadi satu kesatuan yang kohesif.

Menurut Palmer (2001),FDD adalah proses yang didesain dan dilaksanakan untuk menyajikan (deliver) hasil kerja secara berulang-ulang dalam waktu tertentu dan dapat diukur. FDD adalah pendekatan yang mengacu pembuatan system menggunakan metode yang mudah dimengerti dan mudah diimplentasikan; teknik problem solving; dan pelaporan yang mudah dimengerti dan dikontrol oleh stakeholders. Pemrogram diberikan informasi yang cukup dan diberikan alat bantu yang baik untuk menyelesaikan aplikasi yang diberikan. Team leader dan manajer proyek diberikan informasi yang baik berdasar waktu mengenai tim dan proyek yang berjalan untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi. Pelaporan menjadi lebih mudah, tidak membebani, periodic dan akurat. Pengguna (sposor, end user, customer) secara langsung dapat melihat bagian mereka sebagai hasil progress proyek dan memberikan umpan balik semasih dalam tahap pengembangan. Dengan hal ini diharapkan proyek dapat menghasilkan sebuah sistem yang diinginkan klien.

B. Tahapan Tahapan Dalam Methode FDD

         Tahapan Pertama
         Ketika fase ini dimulai, Domain Expert telah menyadari scope, konteks dan requirement dari sistem yang akan dibangun. Pembuatan dokumen requirement seperti use case atau spesifikasi fungsional ada dalam fase ini. Namun FDD tidak secara eksplisit menggali, mencari dan mengatur requirement ini

         Tahapan Kedua
   Build a Feature List Walkthrough, object model dan dokumentasaai requirement yang ada memberikan dasar yang kuat dalam membangun feature list yang komprehensif untuk sistem yang dikerjakan

         Tahapan Ketiga 
         Plan by Features, Development Manager dan Chief Programmer 
merencanakan urutan feature-feature yang akan dikerjakan dengan demikian class owenership telah dilengkapi

          Tahapan Keempat
         Design by Feature dan Build by Feature, Proses design by feature dan build by feature bersifat iteratif selama fitur yang dipilih tersebut diproduksi. Satu kali iterasi memerlukan waktu beberapa hari sampai 2 minggu. Proses iteratif ini mencakup beberapa tugas seperti inspeksi rancangan, pengkodean, pengujian unit, integrase dan inspeksi kode.



C. Kelebihan 
  1.     Penjadwalan Langsung di arahkan kedalam bentuk fitur.
  2.     Sistem yang di bangun harus rapi dan kuat
  3.     Perancangan di buat sederhana tetapi memenuhi syarat
  4.     Setiap langkah atau proses selama pengembangan system di nilai dan            terukur
D. Kekurangan
  1.      FDD hanya membatasi penambahan feature kurang dari 10 % dari total                 waktu, biaya, cakupan, dan kualitas apabila feature tersebut dikemukan                 setelah proses Build Feature List 
  2.      FDD memerlukan jumlah pekerja/personel yang cukup banyak
  3.      Jumlah jam kerja pada FDD tidak terikat sehingga menyebabkan pengembang       tidak bekerja
  4.      Bersifat individual karena harus menunggu fitur sebelumnya  

E. Perbandingan
     

F. Contoh Program
    

    Gambar di Atas merupakan system yang di bangun dengan menggunakan Metode FDD.
    
     Dengan adanya aplikasi penggajian iniuser dapat dengan mudah mendapatkan
informasi penggajian dan juga data pegawai dengan cepat, serta dapat lengsung mendapatkan printout hasilnya


KESIMPULAN

  Metode FDD memiliki proses dengan tingkat hirarkis yang tinggi sehingga setiap proses merupakan rangkaian tugas yang baku dan klien hanya berperan dalam sebagian proses saja tidak dalam keseluruhan proses. Fleksibilitas dan kemampuannya menghadapi perubahan masih bisa dilakukan walaupun melalui proses iteratif yang panjang karena melampau beberapa prosedur sampai feature diberikan ke klien. Pengubahan feature hanya dapat dilakukan hanya pada proses pertama dan secara keseluruhan hanya mampu memberikan penambahan kurang dari 10%. Dibandingkan dengan Extreme Programming, FDD terlalu banyak memberikan pemodelan daripada langsung melakukan pengkodean membuat hasil akan terlihat dalam waktu yang lama, walaupun hal ini memberikan keuntungan untuk proyek dengan skala dan kerumitan lebih besar.
  Walaupun proses dalam FDD tidak mendukung sepenuhnya ciri-ciri dari metode Agile yang ideal, namun masih tetap mampu memberikan keuntungan sebagai metode yang focus dalam memberikan hasil nyata bagi konsumen dan tangga  akan perubahan yang mungkin terjadi dalam masa pengembangan. Dengan kerumitan yang lebih tinggi, orangorang yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama membuat FDD cocok diaplikasikan untuk proyek-proyek dengan skala yang lebih besar.

REFERENSI
  1. IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE FEATURE DRIVEN DEVELOPMENT (FDD) PADA PT.CAPELLA MEDAN 
  2. PEMODELAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN MENGGUNAKAN METODE FEATUREDRIVEN DEVELOPMENT ( FDD ) 
  3. RANCANG BANGUN E-COMMERCE TOKO PERNIK DIGITAL DENGAN METODE FEATURE DRIVEN DEVELOPMENT 












No comments:

Post a Comment