Izky Ardivilaska F1D016045
METODE FEATURE DRIVEN DEVELOMENT
A. Pengertian
FDD adalah iteratif dan
proses pengembangan perangkat lunak tambahan. Ini adalah salah satu dari sejumlah metode Agile
untuk mengembangkan perangkat lunak dan bagian bentuk dari Aliansi
Agile. FDD memadukan sejumlah industri-praktek terbaik yang
diakui menjadi satu kesatuan yang
kohesif.
Menurut Palmer (2001),FDD adalah proses yang didesain dan dilaksanakan untuk menyajikan (deliver) hasil kerja secara berulang-ulang dalam waktu tertentu dan dapat diukur. FDD adalah pendekatan yang
mengacu pembuatan system
menggunakan metode yang
mudah dimengerti dan mudah diimplentasikan; teknik
problem solving; dan pelaporan yang mudah dimengerti dan dikontrol oleh stakeholders. Pemrogram diberikan informasi yang
cukup dan diberikan alat bantu
yang baik untuk menyelesaikan aplikasi yang diberikan. Team leader dan manajer proyek diberikan informasi yang baik berdasar waktu mengenai tim dan proyek yang berjalan untuk menghindari resiko yang
mungkin terjadi. Pelaporan menjadi lebih mudah, tidak membebani, periodic
dan akurat. Pengguna (sposor, end user, customer) secara langsung dapat melihat bagian mereka sebagai hasil progress proyek dan memberikan umpan balik semasih dalam tahap pengembangan. Dengan hal ini diharapkan proyek dapat menghasilkan sebuah sistem yang
diinginkan klien.
B. Tahapan Tahapan Dalam Methode FDD
Tahapan Pertama
Ketika fase
ini dimulai, Domain
Expert telah menyadari scope,
konteks dan requirement
dari sistem yang
akan dibangun. Pembuatan dokumen requirement
seperti use
case atau spesifikasi fungsional ada dalam fase
ini. Namun FDD
tidak secara eksplisit
menggali, mencari dan mengatur requirement
ini.
Tahapan Kedua
Build
a Feature List Walkthrough,
object model dan dokumentasaai requirement
yang
ada memberikan dasar yang
kuat dalam membangun feature
list yang komprehensif untuk sistem yang
dikerjakan
Tahapan Ketiga
Plan
by Features, Development
Manager dan Chief Programmer
merencanakan urutan
feature-feature yang akan dikerjakan dengan demikian class
owenership telah dilengkapi.
Tahapan Keempat
Design
by Feature dan
Build by Feature, Proses design by
feature dan build by feature bersifat iteratif selama fitur yang
dipilih tersebut diproduksi. Satu kali
iterasi memerlukan waktu beberapa hari sampai 2 minggu.
Proses iteratif ini mencakup beberapa tugas seperti inspeksi rancangan, pengkodean, pengujian
unit, integrase dan inspeksi kode.
C. Kelebihan
- Penjadwalan Langsung di arahkan kedalam bentuk fitur.
- Sistem yang di bangun harus rapi dan kuat
- Perancangan di buat sederhana tetapi memenuhi syarat
- Setiap langkah atau proses selama pengembangan system di nilai dan terukur
D. Kekurangan
- FDD hanya membatasi penambahan feature kurang dari 10 % dari total waktu, biaya, cakupan, dan kualitas apabila feature tersebut dikemukan setelah proses Build Feature List
- FDD memerlukan jumlah pekerja/personel yang cukup banyak
- Jumlah jam kerja pada FDD tidak terikat sehingga menyebabkan pengembang tidak bekerja
- Bersifat individual karena harus menunggu fitur sebelumnya
E. Perbandingan
F. Contoh Program
Gambar di Atas merupakan system yang di bangun dengan menggunakan Metode FDD.
Dengan adanya aplikasi penggajian ini, user dapat dengan mudah mendapatkan
informasi penggajian dan juga
data pegawai dengan cepat, serta dapat lengsung mendapatkan
printout hasilnya.
KESIMPULAN
Metode FDD memiliki proses dengan tingkat hirarkis yang tinggi sehingga setiap proses merupakan rangkaian tugas yang baku dan klien hanya berperan dalam sebagian proses saja tidak dalam keseluruhan proses. Fleksibilitas dan kemampuannya menghadapi perubahan masih bisa dilakukan walaupun melalui
proses iteratif yang
panjang karena melampau beberapa prosedur sampai
feature diberikan ke klien. Pengubahan
feature hanya dapat dilakukan hanya pada proses
pertama dan secara keseluruhan hanya mampu memberikan penambahan kurang dari 10%.
Dibandingkan dengan Extreme
Programming, FDD terlalu banyak memberikan pemodelan daripada langsung melakukan pengkodean membuat hasil akan terlihat dalam waktu yang
lama, walaupun hal ini memberikan keuntungan untuk proyek dengan skala dan kerumitan lebih besar.
Walaupun proses dalam FDD tidak mendukung sepenuhnya ciri-ciri dari metode Agile yang ideal, namun masih tetap mampu memberikan keuntungan sebagai metode yang
focus
dalam memberikan hasil nyata bagi konsumen dan tangga akan perubahan yang mungkin terjadi dalam masa pengembangan. Dengan kerumitan yang
lebih tinggi, orangorang yang
lebih banyak dan waktu yang
lebih lama
membuat FDD cocok diaplikasikan untuk proyek-proyek dengan skala yang lebih besar.
REFERENSI
- IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE FEATURE DRIVEN DEVELOPMENT (FDD) PADA PT.CAPELLA MEDAN
- PEMODELAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERHOTELAN MENGGUNAKAN METODE FEATUREDRIVEN DEVELOPMENT ( FDD )
- RANCANG BANGUN E-COMMERCE TOKO PERNIK DIGITAL DENGAN METODE FEATURE DRIVEN DEVELOPMENT
No comments:
Post a Comment