METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP) - INFORMATIKA 16

Latest

Saturday, August 31, 2019

METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP)

Nama : Azizah Arif Paturrahman (F1D016013)
             Rahayu Utari (F1D016073)
Kelas : A

RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP)

1. RATIONAL UNIFIED PROCESS (RUP)

Dalam rekayasa perangkat lunak, metodologi pengembangan perangkat lunak adalah suatu kerangka kerja yang digunakan untuk menstrukturkan, merencanakan, dan mengendalikan proses pengembangan suatu sistem informasi. Suatu metodologi pengembangan sistem tidak harus cocok untuk digunakan untuk semua proyek. Masing-masing metodologi mungkin cocok diterapkan untuk suatu proyek tertentu, berdasarkan berbagai pertimbangan teknis, organisasi, proyek, serta tim. Beberapa contoh metodologi pengembangan perangkat lunak yang tersedia di antaranya adalah waterfall, prototyping, incremental, spiral, RUP, dan RAD[3].

Rational Unified Process (RUP) merupakan proses rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan oleh Rational Software. RUP merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practices yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak[1]. RUP menyediakan pendefinisian yang baik untuk alur hidup proyek perangkat lunak. RUP adalah sebuah produk proses perangkat lunak yang dikembangkan oleh Rational Software yang diakuisisi oleh IBM di bulan Febuaari 2003[2].

2. PROSES ITERATIVE PADA RUP

Proses pengulangan/iteratif pada RUP secara global dapat dlihat sebagai berikut:
Gambar 1. Proses iteratif RUP

RUP memiliki 4 tahap atau fase yang dapat dilakukan pula secara iteratif. Berikut adalah penjelasan untuk setiap fase RUP:

  • Inception (permulaan)

Tahap ini lebih pada memodelkan proses bisnis yang dibutuhkan (business modeling) dan mendefinisikan kebutuhan akan sistem yang akan dibuat (requirements).

  • Elaboration (perluasaan/perencanaan)

Tahap ini lebih difokuskan pada perencanaan arsitektur sistem. Tahap ini juga dapat mendeteksi apakah arsitektur sistem yang diinginkan dapat dibuat atau tidak. Mendeteksi resiko yang mungkin terjadi dari arsitektur yang dibuat. Tahap ini lebih pada analisis dan desain sistem serta implementasi sistem yang fokus pada purwarupa sistem (prototype).

  • Contruction (kontruksi)

Tahap ini fokus pada pengembangan komponen dan fitur-fitur sistem. Tahapan ini lebih pada implementasi dan pengujian sistem yang fokus pada implementasi perangkat lunak pada kode program. Tahap ini menghasilkan produk perangkat lunak dimana menjadi syarat dari Initial Operational Capability Milestone atau batas/tonggak kemampuan operasional awal.

  • Transition (transisi)

Tahap ini lebih pada deployment atau instalasi sistem agar dapat dimengerti oleh user. Tahap ini menghasilkan produk perangkat lunak dimana menjadi syarat dari Initial Operational Capability Milestone atau batas/tonggak kemampuan operasional awal. Aktifitas pada tahap ini termasuk pada pelatihan[2].

3. KELEBIHAN 

  • Menyediakan akses yang mudah terhadap pengetahuan dasar bagi anggota tim. 
  • Menyediakan petunjuk bagaimana menggunakan uml secara efektif. 
  • Mendukung proses pengulangan dalam pengembangan software. 
  • Memungkinkan adanya penambahan-penambahan pada proses. 
  • Memungkinkan untuk secara sistematis mengontrol perubahan- perubahan yang terjadi pada software selama proses pengembangannya. 
  • Memungkinkan untuk menjalankan test.

4. KEKURANGAN

  • Metodologi ini hanya dapat digunakan pada pengembangan perangkat lunak yang berorientasi objek dengan berfokus pada uml (unified modeling language). 
  • Membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan metode lain 
Tabel 1. Analisis Perbandingan Model RUP dan Prototype

5. CONTOH ATAU KARAKTERISTIK APLIKASI

  • Spesifikasi kebutuhan dan kontrol sumber daya. Pengembang dan end user bersama-sama mendefinisikan seluruh spesifikasi kebutuhan yang akan ada dalam aplikasi dan mengontrol seluruh sumber daya yang dibutuhkan dalam menentukan ruang lingkup penerimaan siswa baru secara online 
  • Biaya yang dikeluarkan. Kebutuhan biaya dalam pengembangan sebuah aplikasi memerlukan biaya lebih banyak seperti biaya penyewaan domain, biaya perawatan aplikasi, pembukuan dokumentasi dan lain sebagainya karena aplikasi yang dibuat sudah memenuhi kebutuhan end user dan telah siap untuk diimplementasikan 
  • Waktu yang dibutuhkan. Karena aplikasi yang dibuat sudah siap digunakan maka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menganalisa resiko dan proses pengembangan yang lebih sempurna kemudian menguji secara berulang untuk menghindari resiko keamanan 
  • Analisa resiko dan dokumentasi. Analisa mendalam dari masing masing tim pengembang yang didokumentasikan dengan tool perancangan UML yang lebih terperinci dan lengkap dari tiap tahap sehingga end user lebih mengetahui sistem yang dibangun dan meminimalisir resiko baik dalam resiko keamanan aplikasi, kelangsungan hidup sistem, human erorr, resiko kesalahan server domain, sehingga mudah dikembangkan lagi jika ada penambahan atau perubahan dimasa yang akan datang. 

6. KESIMPULAN

  • Metodologi RUP sangat cocok digunakan pada pengembangan perangkat lunak berorientasi objek. Rational Unified Process mengadopsi Object Oriented Programming (OOP) karena memisahkan operasi-operasi maupun komponen yang terlibat di dalamnya ke dalam sebuah objek-objek yang berbeda dan merupakan suatu produk proses yang membawa sangat banyak pengetahuan, selalu terbaru, dan dalam wujud “e-coach” atau pelatih elektronik. 
  • Metode pengembangan perangkat lunak model RUP dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototype yang sudah ada sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan perangkat lunak yang dapat diterima dan perubahan-perubahan yang terjadi dapat dianggap merupakan bagian dari proses pengembangan itu sendiri. 


REFERENSI

[1] R. S. Andrian Dwi; Chairuddin, Muhammad, “Pengembangan Sistem Informasi Penelitian Dan Pengabdian Dosen Jurusan Ilmu Komputer Menggunakan Metode Rational Unified Process (Rup),” J. Komputasi, no. Vol 2, No 2 (2014), pp. 1–8, 2014.
[2] F. Mubarok, H. Harliana, and I. Hadijah, “Perbandingan Antara Metode RUP dan Prototype Dalam Aplikasi Penerimaan Siswa Baru Berbasis Web,” Creat. Inf. Technol. J., vol. 2, no. 2, p. 114, 2015.
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi_pengembangan_perangkat_lunak

No comments:

Post a Comment